Sabtu, 02 Juli 2022

Terselamatkan

Sepertinya benar setelah terombang-ambil di lautan. Pada waktunya akan terselamatkan. Kata mereka yang melihat “bukannya kamu senang dilautan? bukannya itu keinginan semua orang?” 


Pada sebagian orang merasa nyaman di lautan ada juga yang merasa menepi dan pergi ke daratan adalah keselamatan. 


Ada juga yang bilang meninggalkan daratan adalah semua kesalahan, ah saya lelah menjelaskan bahwa saya tak suka lautan. 


Bagaimana bisa sifat berubah-ubah dan terombang-ambil adalah sebuah kebagaiaan. 

Mungkin kamu pilih itu, tapi saya tidak.


Kemarin lautan tenang

Besoknya lautan membawa cuaca buruk dan dingin berkepanjangan.


Bagaimana bisa saya habiskan sisa hidup dengan lautan yang membawa saya terobang-abing tanpa tujuan serta tanpa kenyamanan.


Tak apa-apa ini pilihan saya, jadi baik buruknya kedepannya saya yang tanggung akibatnya. Boleh memberi saran  tanpa harus menyalahkan.


Boleh berkomentar tapi jangan menyakitkan, karna pada dasarnya mereka hanya melihat lautan dari kejauhan.

Selasa, 10 Mei 2022

Ini sebuah pesan

 Perjalanan panjang menghantarkan ku kesebuah kesimpulan dan pembelajaran berharga. Siapa yang sangka diri berdiri dan berada di titik ini, tak bisa dipungkiri bahwa alam telah membawa diri kesini. Baginya ini adalah kemauan hati, namun menurutnya ini sebuah takdir yang sulit di mengerti. Tanpa memilih dan tanpa berdiskusi semuanya telah terjadi. Katanya, ini tidak mungkin


Tapi pada kenyataannya ini mungkin, bagi yang lalu ini menyakitkan, bagi yang lalu juga ini sebuah kemunafikan. Susah diri menjelaskan sedangkan semuanya tanpa penjelasan.

Jika ku tau itu luka mungkin ku tak akan membuka, jika ku tau ini penyebab terluka mungkin seharusnya ku tak ada.

Bukan aku tak terluka, aku jauh terluka jika kau merasa luka.

Bukan juga aku tak menyesal, bila boleh aku berbuat ku tak akan pernah ada.

Berjayalah karna itu memang selayaknya, terbanglah karna kau memang telah meninggi. 

Tak usah berkecil hati karna hati mu luas sekali.

Tak usah merasa kecil karna hati mu besar sekali.

Lakukan apa yang kamu mau, cari apa yang kamu mau, namun besok akan ada titik bahwa apa yang kita mau, akan kalah dengan apa yang kita butuhkan. 



Rabu, 09 Maret 2022

Berpura-pura lena

 .....

Sebuh kata yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Hanya bising difikiran yang setiap detiknya tak pernah berhenti.

Melangkah namun tak tau akan tujuan.

Melangkah katanya, sebuah usaha yang harus dilakukan.

Melengkah terlalu lelah karna tak tau akan arah, capek itu yang dirasa.

Sebuah permintaan maaf aku ucapkan namun, pahami dulu tentang apa penybab diri mengucapkan maaf. Pahami dulu apa yang harus kau maafkan.

Jika engkau tidak tau, sepertinya aku hanya perlu meminta maaf pada diri sendiri.

Meminta maaf atas kesalahan-kesalahan yang menyebabkan luka.

Meminta maaf karna pernah mengajaknya terbang lalu jatuh hingga terluka.

Pernah sesekali bilang jika kita sudah bahagia, tapi nyatanya luka yang dirasa.

Ucapan maaf karena rasa yang sebenarnya ku tak pernah tau ternyata itu menyiksa.

Bila boleh memilih mungkin tak punya rasa adalah hal yang sangat baik kurasa.

Namun yang harus kau tau, jika semua ini diluar akal kendali.

Jika ada jalan untuk pergi, boleh tunjukkan jalan itu kepada ku.

Aku ingin sekali pura-pura lalai, juga ingin pura-pura tamat dan angkat kaki.

Tapi diri begitu sadar ternyata, pura-pura itu menyakitkan.

Atau kisah kita hanya sebuah nostalgi yang akan terlupakan oleh usia.

Namun pahamilah, aku tak rela jika kisah kita berakhir dan berujung nostalgia yang menyedihkan karna bagaimana mengenang masa sekarang jika momen-monen itu tak pernah terlealisasikan !

Selasa, 18 Januari 2022

Salam Pertama Untuk 2022ku

 

Sudah menepinya ?

Mungkin pertanyaan itu yang muncul sejak beberapa lama halaman ini tidak terisi dengan riweh riuhnya pikiran hati. Haiii bagaiaman hidup kalian, selamat datang di tahun yang baru seperti tahun-tahun yang berlalu. Meminta dan berharap tahun ini akan tenang dan baik-baik saja, namun tahun ini aku tidak meminta itu. Bukan karna lelah dengan harapan bukan juga kecewa dengan kenyataan, namun lebih ke berpasrah apapun yang akan terjadi aku bisa melewati. Ada kata-kata yang baik untuk memulai tahun ini “A glowing woman can help other woman glow and skill be it”. Sepertinya itu adalah sebuah tujuanku untuk tahun ini.

Ucapan maaf untuk tubuhku yang selalu aku paksa untuk baik-baik saja, yang selalu aku paksa untuk tersenyum  dan membahagiakan orang sekitar. Namun lupa membahagiakan diri sendiri, untukku sekarang, lakukan apa yang membuatmu tenang lakukan apa kata hati dan fikiran mu. Sudah, itu lebih dari cukup.

Tahun ini permintaan maaf untuk orang-orang disekelilingku yang sungguh tanpa sengaja aku telah melukaimu, omong kosong jika hati tak kecewa. Sedang aku pelaku utama sering berteriak dalam hati tentang sesaknya jiwa. Hari-hari akan tetap berlalu, entah seberapa sakitnya hidup. Sapa yang perduli tentang diri? kalau bukan diri ini sendiri. Lucu kan, aku yang menyebabkan luka namun kamu sendiri yang berdiri dan menyembuhkan pedihnya luka.

Maaf,

Ucapan yang sering aku sepelekan, “itu hanya sebuah kalimat” ucapan meraka yang tersakiti. Tidak apa-apa aku tau betul bagiama rasanya hancur dan hadirnya maaf tak akan berarti bagi mereka yang masih merasakan perihnya luka baru. Hanya saja kalimat itu lah yang bisa terucap di bibir, sedang dalam hati menggunung sebuah penjelasan yang aku tau betul itu tak ada arti.

Pesan untuk diriku,

Percaya kepada allah ketika segala sesuatu tidak berjalan seperti yang kamu inginkan. Allah telah merencanakan sesuatu yang baik untukmu.

Dan,

Jangan pernah menyalahkan siapapun tentang pilihan yang sudah engkau ambil, karena pada hakikatnya, kitapun memiliki hak untuk diri kita sendiri. Setelah kita mengatakan iya/tidak, kita sendiri yang harus menerima resikonya.

Tidak apa-apa salah pilih, tidak apa-apa juga kecewa. Tanpa adanya itu semua kita tidak akan merasa bahagia dengan pilihan kita. Mereka menyalahkan, “tu kan” seharusnya kemarin kamu bilang "iya", begitulah memang mereka hanya padai berkomentar. Bukankah itu adalah pilihan hati yang jelas-jelas sebuah petunjuk yang secara tidak sengaja Sang Maha Kuasa yang memberi, masih menyalahkan apa yang sudah terjadi? Bukankah baik buruknya yang sudah terjadi adalah pelajaran yang berarti. 

Lalu masih ingin menepi ?

Menepi memang pilihan terbaik untuk kita yang tak tau arah, jika sudah tau akan kemana, lanjut lagi yuk :)

Ada Pelangi Indah Sedang Menanti.

Terselamatkan

Sepertinya benar setelah terombang-ambil di lautan. Pada waktunya akan terselamatkan. Kata mereka yang melihat “bukannya kamu senang dilauta...